Wisata Bersejarah Di Bali Yang Wajib Anda Kunjungi
Pulau Bali memang selalu hidup. Saat ini Bali menjadi destinasi wisata favorit bagi wisatawan mancanegara di Indonesia. Berbagai pesona keindahan alamnya mampu memancing siapa pun untuk datang mengunjunginya. Misalnya saja pesona keindahan sunset di Pantai Kuta, wisata alam dan tracking di Gunung Agung, dan lain sebagainya.
Namun tahukah Anda bahwasannya Pulau Dewata ini tidak hanya terkenal karena keindahan alamnya saja. Banyak sekali lokasi bersejarah yang menjadi saksi perkembangan kehidupan masyarakat Bali sejak dahulu hingga sekarang. Di antara wisata bersejarah di Bali ada yang memang sudah ada sejak zaman kerajaan – kerajaan Bali masih eksis. Bahkan beberapa peninggalannya masih bisa Anda saksikan hingga sekarang.
Jika Anda ingin mengenal Pulau Bali lebih dekat, Anda perlu memahami sejarah Bali. Anda tidak harus mempelajarinya di dalam buku namun Anda bisa mengunjunginya secara langsung. Selain menambah pengetahuan dan pengalaman, Anda juga bisa berfoto ria karena wisata bersejarah di Bali juga cukup instagramable. Berikut beberapa wisata bersejarah yang wajib Anda kunjungi ketika berlibur ke Pulau Bali.
1. Monumen Bom Bali
Masih ingatkah Anda peristiwa bom yang meledakkan Bali pada tahun 2002 dan tahu 2005 ? Kota Kuta yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara menjadi fokus pengeboman oleh para teroris selama 2 kali berturut – turut. Hal ini tentunya menjadi sorotan dunia selama beberapa bulan dan menjadi catatan hitam bagi Pulau Dewata.
Namun dengan adanya Bom Bali ini tidaklah menyurutkan rasa toleransi dan solidaritas masyarakat Bali, justru semakin memperkuat rasa persaudaraan masyarakat Bali yang memang terdiri dari berbagai etnis dan agama bahkan beda bangsa. Untuk mengenang peristiwa dahsyat ini, Pemerintah Provinsi Bali membangun sebuah monumen yang diberi nama Monumen Bom Bali.
Hal ini ditujukan untuk mengenang 200 lebih korban bom tersebut. Di sini Anda bisa melihat 200 lebih daftar nama – nama korban Bom Bali yang dipahat diatas keramik hitam legam. Monumen yang berlokasi di Jalan Legian, Kuta ini kini menjad landmark Kota Kuta. Di sini Anda pun juga bisa berdoa untuk para korban sekalian berfoto selfie dengan keluarga.
2. Makam Mads Lange Di Kuta
Berbicara soal Bali memang tidak pernah lepas dari bangsa asing, termasuk zaman penjajahan kolonial Belanda. Saat itu, Kuta menjadi kota perdagangan yang sangat penting terutama di Pulau Bali. Dan di saat itu juga terdapat seseorang kebangsaan Denmark yang bernama Mads Johansen Lange, yang merupakan seorang pebisnis besar di Kota Kuta.
Berdasarkan catatan literatur di Kuta, Sir Mads Lange menjadi seseorang yang sangat berjasa dalam perkembangan Kota Kuta saat itu hingga menjad terkenal seperti sekarang. Saat ini jenazahnya di istirahatkan di pemakaman tionghoa di sebelah timur Kota Kuta, tepatnya berjarak 100 meter dari jalan By Pass Ngurah Rai Kuta.
Mengapa di pemakaman tionghoa? Menurut literatur yang ada, Sir Mads Lange menikah dengan seorang wanita keturunan Tionghoa. Tidak banyak yang bisa diambil dari catatan tersebut. Di lokasi tersebut hanya terdapat monumen Mads Lange Setinggi 3 meter berhiaskan tulisan Sacred To The Memory Of Mads Johansen Lange (1807 – 2007).
3. Warung Homey Poppies
Lokasinya yang sangat homey membuat warung ini sangat terkenal di kalangan wisatawan lokal mau pun mancanegara sebagai tempat menginap selama berlibur dan tempat bersantap. Menurut penuturan orang tua Bali, Warung Poppies ini didirikan oleh orang orang anak muda asing dari Amerika Selatan. Mereka bernama Bob dan George. Dalam proses pendiriannya, mereka berdua dibantu oleh pengusaha warung setempat, Warung Jenik, yaitu seorang gadis Bali asli yang bernama Zennik Sukeny.
Berdasarkan catatan yang ada di warung ini, Warung Poppies merupakan warung yang pertama kali buka di Bali sejak zaman Belanda. Kepopulerannya masih belum bisa tersingkirkan hingga sekarang. Saat ini, Warung Poppies menjadi salah satu penginapan dan tempat makan terbaik di Bali. Tak hanya itu, suasana yang seperti rumah serta makanan yang ada membuat Anda betah tinggal di sini.
4. Vihara Tionghoa Dharmayana
Bagi Anda yang merupakan keturunan Tionghoa maka Anda harus berkunjung ke sini jika mengunjungi Pulau Bali. Vihara Dharmayana menjadi tempat ibadah warga Tionghoa Bali hingga saat ini dan menjadi saksi bisu perjalanan Provinsi Bali dari zaman kerajaan hingga detik ini.
Vihara yang terletak di antara Jalan Blambangan dan Padri Kuta ini sudah berusaha selama rausan tahun namun masih terawat dengan baik hingga saat ini. Meski digunakan sebagai tempat peribadahan warga Tionghoa, namun vihara ini tetap dibuka untuk umum. Baik untuk orang yang ingin sekedar berfot, berwisata, hingga warga asing yang ingin ikut bersembahyang.
Vihara ini memiliki ciri yang sangat mencolok, yaitu warna temboknya yang merah menyala. Jika Anda sudah mendekat ke Viraha Dharmayana ini maka Anda bisa melihat icon – icon vihara khas Tionghoa, yaitu lampion – lampion yang digantung di langit – langit vihara, huruf mandarin yang ditulis di dinding vihara, hingga patung naga yang diletakkan di sekitar tiang vihara.
5. Pasih Perahu Di Bandar Segara Kuta
Jika Anda berada di Kuta maka Anda perlu berkunjung ke tempat bersejarah ini. Berdasarkan cerita dari orang tua dahulu, konon lokasi ini berawal ketika Patih Gadjah Mada dari Kerajaan Majapahit dan pasukannya melabuhkan perahunya di tepi pantai pesisir timur yang kemudian wilayahnya disebut sebagai Kota Tuban.
Sementara warga Bali menyebutnya dengan Pasih Perahu yang memiliki arti Pantai Perahu. Lambat laun karena dongeng ini, Pasih Perahu menjadi pelabuhan kecil di Pulau Bali untuk menyandarkan kapal. Saat ini, bukti dari pelabuhan ini masih bisa kita lihat di bangunan Pura Pasanggarahan di lokasi ini. Di depan pura terlihat miniatur perahu yang terbuat dari campuran semen dan pasir.
Bangunan miniatur perahu ini dibuat pada tahun 2002 dan ditengah kapal ini terdapat sumber mata air yang cukup jernih. Monumen ini dibuat untuk menghormati leluhur orang Bali yang pernah mendaratkan perahunya di pasih perahu.
6. Wisata Gunung Kawi
Kawasan candi di Gunung Kawi ini kini menjadi tempat peribadahan umat Hindu Bali dan diyakini sebagai persemayaman raja Ubud. Lokasi Gunung Kawi ini sendiri diyakini sudah terdapat sejak Kerajaan Udayana.
Di sini Anda bisa melihat sebuah situs bersejarah yang berisikan patung – patung dan tulisan kuno yang diukir ditebing Gunung Kawi.
7. Istana Taman Ujung Air
Bagi Anda yang menyukai wisata sejarah yang menyediakan pemandangan yang menakjubkan maka Anda bisa mengunjungi Istana Taman Ujung air. Bangunan ini merupakan bagian kecil dari sejarah Kerajaan Karangasem sebagai tempat untuk memuang segala macam ilmu hitam. Orang Bali biasa menyebutnya dengan Kolam Dirah.
Istana megah ini memiliki dua corak yang menjadi satu yaitu corak bangunan Belanda dan Tionghoa. Pada tahun 1909, raja Kerajaan Karangasem yang bernama I Bagus Gusti Jelantik memerintahkan dua orang arsitek dari Tionghoa, Lotoang, dan berkebangsaan Amerika yang bernama Van Den Hentz untuk merancang pembangunan Istana Taman Ujung Air sehingga bisa terlihat seperti sekarang ini.